1. Jaringan Internet KPU Diserang
Media massa pernah memuat berita tentang perusakan situs parpol besar di
Indonesia. Berita tersebut cukup menyita perhatian pers. Media massa
juga mengungkapkan Polri berhasil menangkap perusak situs parpol
tersebut. Kejadian itu bukan merupakan kejadian pertama. Sebelumnya
Polri berhasil menangkap perusak situs KPU pada saat penghitungan hasil
pemilu. Anda masih ingat dengan serangan hacker ke server Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan situs Partai Golkar? Pelakunya yang kemudian
tertangkap mengaku hanya ingin berolok-olok sekaligus mengingatkan
pengelola jaringan IT KPU yang sebelumnya berkoar di media bahwa
jaringannya 100 persen kebal serangan hacker. Modus yang kerap digunakan
para pembobol jaringan ini antara lain menyebarkan virus, worm,
backdoor, maupun trojan pada perangkat komputer sebuah organisasi yang
mengakibatkan terbukanya akses-akses bagi orang-orang yang tidak berhak.
Jaringan internet di Pusat Tabulasi Nasional Komisi Pemilihan Umum
sempat down (terganggu) beberapa kali. Untuk menangani kasus kriminal di
dunia maya yang biasa disebut cybercrime ini, Komisi Pemilihan Umum
sudah menggandeng kepolisian. "Cybercrime polisi juga sudah membantu.
Domain kerjasamanya antara KPU dengan kepolisian," kata Ketua Tim
Teknologi Informasi KPU, Husni Fahmi, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol,
Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 15 April 2009. Menurut Husni, tim
kepolisian pun sudah mendatangi Pusat Tabulasi Nasional KPU di Hotel
Borobudur, Jakarta Pusat itu. Mereka akan mengusut adanya dugaan
kriminal dalam kasus kejahatan dunia maya dengan cara meretas. "Kami
sudah melaporkan semuanya ke KPU. Cybercrime sudah datang," ujar dia.
Sebelumnya, Husni menyebut sejak tiga hari dibuka, Pusat Tabulasi
berkali-kali diserang oleh peretas. "Sejak tiga hari lalu dimulainya
perhitungan tabulasi, sampai hari ini kalau dihitung-hitung, sudah lebih
dari 20 serangan," kata Husni, Minggu (12/4). Seluruh penyerang itu
sekarang, kata Husni, telah diblokir alamat Internet Protocol-nya oleh
PT Telkom. Tim TI KPU bisa mengantisipasi serangan karena belajar dari
pengalaman 2004 lalu. "Memang sempat ada yang ingin mengubah tampilan
laman tabulasi nasional hasil pemungutan suara milik KPU, tetapi segera
kami antisipasi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar